Rabu, 12 Agustus 2009

Catatan Perjalanan ke Museum Origami di Jepang

Selain model burung bangau yang dirangkai dengan sangat menarik itu, hal yang mencengangkan adalah sebuah display burung bangau dengan ukuran yang sangat kecil. Terdapat empat kotak kaca yang masing-masing di dalamnya terdapat lipatan burung bangau kecil-kecil. Kotak di sebelah kanan selalu di isi model yang lebih kecil dari model di dalam kotak sebelah kirinya.

Pada model bangau paling kanan, karena saking kecilnya, kita perlu menggunakan pembesar untuk mengamati karya lipatan burung bangau itu. Cara melipatnya pun dikisahkan menggunakan mikroskop! Agar memudahkan, mikroskop itu disambungkan dengan seperangkat komputer untuk melihat proses cara melipat dan hasil lipatan burung bangau terkecil di dunia itu.

Di satu ruangan khusus, ada juga diperagakan berbagai model burung bangau dengan bermacam- macam teknik sambungan. Di sana diperlihatkan sambungan pada bagian ekor, kaki, kepala, sayap, punggung, dan lain-lain dengan berbagai ukuran dan jenis serta berpuluh-puluh ragam komposisi dan sambungan. Setiap model diletakkan dalam satu kotak kaca tersendiri yang dilengkapi dengan gambar dasar kertas dan pembagian dasar lipatannya.

Setelah sejenak menikmati komposisi dan aneka model burung yang semua dari kertas itu, beralihnya perhatian ini pada berbagai display yang tak kalah mengagumkan. Karya-karya origami dirangkai dalam satu cerita dan tema tertentu. Dari tema dunia laut, dunia impian, tema dunia angkasa, tema kehidupan Jepang di masa lalu, dan berbagai tema kehidupan lain yang menarik tersaji di sana.

Selain itu ada pula kumpulan bunga-bunga yang ditata dengan menarik seperti ratusan bunga tulip berwarna-warni, bunga-bunga sakura, dan lain sebagainya. Ada juga kumpulan ratusan model origami satwa purba yang hidup beribu-ribu tahun sebelum masehi seperti Dinasurus, Teranosaurus, dan lain-lain. Untuk kumpulan binatang purba ini bahkan diberi ruang tersendiri yang dirancang dalam suasana masa lalu.

Masih banyak lagi model-model lain yang tak bisa disebutkan satu persatu di sini, karena jumlahnya pun ratusan ribu model. Namun yang jelas, banyak sekali model hasil karya dari dalam maupun luar Jepang, bahkan para origamer top dunia dari luar Jepang seperti Joseph Wu, David Brill, dll. Para origamer ini juga yang menyumbangkan karyanya dengan display tersendiri lengkap dengan keterangan nama mereka masing-masing.

Para kolektor dan buku-buku tua

Selain berupa karya-karya origami, museum ini juga menyediakan ruangan khusus bagi para kolektor, khususnya para kolektor gambar-gambar, lukisan-lukisan, dan diagram-diagram serta buku-buku tua tentang origami. Banyak gambar, lukisan, diagram dan buku-buku itu telah ada di Jepang sejak abad ke-19, 18, bahkan hingga abad ke-17. Mungkin ini memang salah satu kegemaran orang Jepang, yakni mengoleksi barang tua, bersejarah, sehingga juga antik, kuno dan menarik. Para kolektor itu menyimpan koleksinya di museum ini, lengkap dengan data-data koleksi mereka.

Lukisan-lukisan atau gambar itu menyiratkan betapa seni origami telah mentradisi di masyarakat Jepang di masa dulu. Begitu pula diagram-diagram dari model-model tradisional dan buku-buku lama jelas memperlihatkan bahwa seni melipat kertas ini telah popular di Jepang sejak lama. Sangat wajarlah kalau negeri ini memang disebut sebagai negeri origami, karena sejak dulu memang telah membudaya, meski menurut catatan sejarah asal-usul seni melipat kertas konon awalnya dari Cina. Bahkan kata origami sendiri pun berasal dari bahasa Jepang yang hingga kini dipakai di seluruh dunia untuk menyebut seni melipat kertas ini.

Fasilitas lain dari museum ini adalah adanya ruangan pusat buku-buku dan segala hal tentang origami. Kita bisa membeli segala sesuatunya sesuai dengan keperluan kita. Selain itu ada pula ruangan belajar, dimana para pengunjung dapat belajar melipat kertas dengan jadwal tertentu dari para instruktur berpengalaman baik dari dalam maupun luar pengelola museum.

Menunggu karya dari Indonesia!

Seperti di tulis diawal tulisan ini, model-model itu telah dikirim lebih dari 20 negara. Dari sekian banyak model origami itu, tampaknya belum ada satu pun sebuah model hasil karya lipatan dari paperfolder Indonesia. Mungkinkah suatu saat nanti ada karya lipatan dari Indonesia? Ataukah suatu saat kita dapat mendirikan sendiri setidak-tidaknya sebuah galeri origami di Indonesia? Kita tunggu perkembangannya seni melipat kertas ini dari tanah air tercinta Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar